Cerita seksnews Nikmat Banget Ya Diperkosa



Cerita Seks Dewasa - Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa.Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur. Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barilah aku bisa tertidur. Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya, Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.

Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!”Pak Jali tersenyum sinis.Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita.

Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor. Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu. “Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang.”Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?”"Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku.

Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini…!”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.

Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.

Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.”Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku. Sampai akhirnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Jali. Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah…, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi….

Zona Bispak Terbaru

Cerita Hot – Kisah Nyataku

Kisahku ini adalah kisah nyata, namun nama-nama dan tempatnya sengaja aku ganti untuk menjaga kerahasiaan saja. Aku adalah seorang wanita setengah baya yang kini berusia 35 tahun. Singkatan namaku SK, tapi teman-temanku sering memanggilku Susi saja. Aku dilahirkan di Solo, kota yang katanya banyak mempunyai wanita-wanita ayu. Teman-temanku sendiri sering bilang aku ayu dan cukup seksi dengan ukuran bra 34D, lingkar pinggang 27, dan celana nomor 32.

Kini tiba saatnya aku ingin menceritakan kisahku kepada pembaca sekalian, kisah yang terjadi beberapa saat lalu di Jakarta.

*****

Aku terbangun dari tidurku di atas sebuah ranjang ukuran king size. Tubuhku telanjang bulat tanpa sehelai benang pun. Di kedua payudaraku masih tersisa air mani pria yang lengket di kulitku. Di samping kiriku, kulihat

Andre juga dalam keadaan bugil sedang tidur tertelungkup. Di kananku, Tommy yang juga bugil tidur dalam posisi miring dengan kaki agak tertekuk.

Kudengar suara orang menggerakkan badannya agak jauh. Aku duduk di atas tempat tidurku, dan kulihat Dewi dengan tubuh mulusnya yang telanjang bulat sedang membalikkan badan, dan meneruskan tidurnya. Di sampingnya ada Donny yang tidur telanjang bulat dalam posisi terlentang, dan mm..ini pemandangan yang menggairahkanku, batang kemaluannya dalam posisi tegang mengacung ke atas.

Aku turun dari tempat tidur, dan menuju ke arah Donny. Tanganku mulai nakal mengocok-ngocok batang kemaluannya. Donny mulai bereaksi, tanpa sadar pinggulnya ikut irama naik-turun. Aku mempercepat kocokan tanganku di batang kemaluannya. Donny terbangun dan tersenyum melihatku.

“Wow, Sus, enak banget kocokan kamu, terus sayang.. oh.. oh,” Donny berkata padaku sambil mulai terengah-engah.

Aku kemudian bangkit dan menaiki tubuh Donny. Kuarahkan batang kemaluannya yang telah besar dan menegang itu ke lubang kemaluanku. Kumasukkan pelan-pelan batang kemaluannya ke dalam lubang kemaluanku, dan aku mulai bergerak naik turun di atas tubuh Donny. Nikmatnya memang luar biasa sekali, aku merasakan batang kemaluan Donny menusuk-nusuk rahimku. Donny kini mulai mengimbangiku. Dia pun asyik memainkan pinggulnya, sementara kedua tangannya memegang erat pinggangku. Lidahnya mulai bermain mengisap dan menjilati payudaraku.

“Don, tetekku ‘kan masih ada bekas pejunya,” aku memperingatkan.

“Ah, cuek,” kata Donny sambil terus menjilati dan mengisap puting payudaraku.

Lalu dengan kecepatan luar biasa, Donny membalik tubuh kami berdua tanpa melepaskan batang kemaluannya dari lubang kemaluanku. Kini Donny yang di

atas, dia yang bergerak aktif memasukkeluarkan batang kemaluannya.

“Ah.., ah.., awww.., sstt.., ah..,” mulutku mulai mendesis berulangkali karena rangsangan yang ditimbulkan Donny.\




Sedang asyiknya aku dan Donny bersenggama, Dewi yang tidur di sebelah kami terbangun. Dia melihat kami sedang asyik bersenggama, lalu ikut bergabung bersama kami. Dewi menyodorkan payudaranya yang luar biasa besar berukuran 38D ke mulut Donny. Lidah Donny segera menjilati payudara Dewi dan kemudian mulutnya asyik mengisap puting payudara Dewi berulangkali. Melihat itu, tanganku mulai nakal. Kususupkan jari telunjuk dan tengah tangan kananku ke lubang kemaluan Dewi. Aku asyik memainkan jari-jariku ke luar masuk lubang kemaluan Dewi. Dewi membiarkan saja, malah dia semakin lebar mengangkangkan kedua pahanya, sehingga jari-jariku bisa leluasa keluar masuk lubang kemaluannya.

Aku sendiri sudah dua kali mencapai orgasme karena tak kuasa menahan nikmat yang ditimbulkan kocokan batang kemaluan Donny di lubang kemaluanku. Namun Donny tampaknya belum lelah, dia masih asyik menyetubuhiku sambil mulutnya mengisap payudara Dewi. Andre yang terbangun melihat kami bertiga di lantai ikut bergabung. Andre meminta Dewi mengisap batang kemaluannya, dan Dewi tak menolaknya. Di sebelahku, Dewi mengisap batang kemaluan Andre dengan penuh gairah. Tiba-tiba kulihat Tommy juga terbangun. Dia pun bergabung bersama kami. Tommy segera menyodorkan batang kemaluannya ke depan mulutku, dan aku segera membuka mulutku dan mengisap batang kemaluan lelaki yang tadi telah beberapa kali menyetubuhiku.

Kini, kami kembali berpesta orgy sex. Sebelumnya, kami sudah melakukan itu, dan karena lelah, kami semua tertidur. Setelah terbangun, rupanya kami – termasuk aku – masih belum puas, dan sekali lagi melanjutkan pesta orgy sex kami. Nikmatnya memang berbeda dibandingkan hanya bersenggama antara satu pria dan satu wanita saja. Kalau orgy sex rasanya lebih nikmat, karena aku yang wanita bisa merasakan berbagai batang kemaluan pria dan juga berbagai macam gaya dan posisi seks.

Donny tiba-tiba mempercepat goyangannya, rupanya dia sudah hampir sampai klimaksnya, dan tak berapa lama kemudian, Donny menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam lubang kemaluanku. Tommy mencabut batang kemaluannya dari mulutku, dia mengambil tissue, membersihkan lubang kemaluanku sekedarnya saja, dan segera memasukkan batang kemaluannya yang sudah tegang membesar ke dalam lubang kemaluanku.

Kini, Tommy yang menggoyang-goyangkan pinggulnya dan menyetubuhiku. Aku lagi-lagi mencapai orgasmeku, sementara kulihat Andre juga telah mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air mani dari batang kemaluannya di dalam mulut Dewi. Sebagian air mani itu meleleh keluar mulut Dewi, sementara Dewi masih terus mengisap kuat-kuat batang kemaluan Andre agar seluruh air mani Andre tertumpah habis dari batang kemaluannya. Andre kemudian mencabut batang kemaluannya dari mulut Dewi, lalu Dewi menyeka sisa-sisa air mani Andre dengan tangannya dan tangannya yang penuh dengan sisa-sisa air mani Andre disekanya ke payudaranya.

“Biar tetek gue makin asyik kalau sering kena peju cowo,” ujar Dewi bergurau sambil tertawa.

Tapi aku tak sempat memperhatikan lagi kelanjutannya, karena bersamaan aku mencapai orgasmeku yang kesekian kalinya, Tommy juga mencapai klimaksnya dan menyemprotkan air maninya di dalam lubang kemaluanku. Namun Tommy dengan sigap mencabut batang kemaluannya dari lubang kemaluanku, lalu menyodorkannya ke depan mulutku.

“Susi, isep dong, sayang,” pintanya.

Aku segera memasukkan batang kemaluan Tommy ke dalam mulutku dan mengisapnya kuat-kuat. Kurasakan Tommy masih beberapa kali menyemprotkan air maninya yang tersisa di dalam mulutku. Wah, rasanya air mani Tommy banyak sekali sampai meleleh keluar mulutku.

Ya, itulah kisahku berpesta orgy sex. Mulanya Andre, mantan pacarku yang mengajakku ke pesta ulang tahun Dewi pacar barunya. Aku yang memang putus dengan Andre tapi masih berteman baik tak menolak. Ternyata yang terjadi adalah pesta sambil nonton VCD porno Barat dan Mandarin, dan berakhir dengan pesta orgy sex di kamar Dewi.

Aku memang tidak tabu melakukan hubungan seks. Bagiku, asalkan suka sama suka dan sama-sama menginginkannya, kenapa harus ditolak. Aku memang sudah cukup berumur. Walaupun demikian, di atas ranjang, aku tak kalah dengan wanita-wanita muda dalam bermain seks dengan posisi apa pun. Aku kini tinggal di sebuah apartemen di Jakarta Selatan, bersama seorang adik wanitaku, Yanti, yang masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta Barat. Aku sendiri bekerja sebagai asisten direktur sebuah perusahaan periklanan di daerah segitiga emas Kuningan, Jakarta Selatan.

Aku pindah ke Jakarta setelah aku selesai kuliah di Yogyakarta. Sebelumnya, dari SD sampai SLTA, aku tinggal di Solo. Ketika kelas II SMP, aku mengenal seks pertama kali. Pacarku yang saat itu sudah kelas II SMA,

mengajakku melihat-lihat majalah porno. Lama-lama kami berdua mulai terangsang, namun karena masih takut melakukan hubungan seks alias bersenggama, maka pacarku itu – namanya Agus – hanya menjilati lubang kemaluanku, sebaliknya aku pun mengisap batang kemaluannya sampai Agus klimaks dan keluar air maninya.

Ketika aku di SMA, aku baru mulai berani bersenggama. Pindah ke Yogyakarta, aku kost sekamar dengan Titi. Temanku ini memang cantik dan seksi, dan dengan Titi di Yogyakarta itu aku mengenal berbagai gaya bermain seks. Mulai dari yang biasa, sambil duduk, bersenggama di kamar kecil kampusku, sampai lewat Titi, aku mengenal anal sex. Titi mengajak aku berkenalan dengan temannya keturunan Arab yang mempunyai batang kemaluan amat besar. Aku suka-suka saja disetubuhi teman Titi itu, sampai teman Titi – si Arab itu – yang mengajarkan anal sex, dengan memasukkan batang kemaluannya ke dalam lubang pantatku. Walaupun sudah pakai krim, mula-mula terasa sakit, tetapi lama-lama aku menyukainya juga.

Ketika pindah ke Jakarta, aku langsung berkenalan dengan pria-pria keren dan merasakan kehangatan mereka menyetubuhiku. Kini, dalam seminggu aku paling sedikit harus bersenggama empat kali, mungkin karena nafsu seksku yang semakin besar saja. Hanya saja, sampai saat ini, adikku Yanti, masih belum tahu petualangan seks yang aku lakukan, dan aku juga tak mau menceritakannya. Apa perlunya? Cuma lama-lama Yanti rupanya tahu sendiri. Mulanya, hari itu aku mengajak dua pria yang kukenal semalam di sebuah diskotek di Jakarta Pusat, untuk mampir di apartemen. Benny dan Hermanto, dua kenalan baruku itu tak menolak. Siang hari sekitar pukul 13.00, keduanya tiba di apartemenku.

Aku menyambut keduanya dengan hangat. Kami asyik berbincang-bincang mengenai bisnis kami di bidang periklanan. Kebetulan keduanya juga bergerak di bidang periklanan. Sampai suatu saat Benny mengatakan bahwa minggu lalu dia baru kenalan dengan gadis cantik calon model iklan di perusahaannya. Tadi Benny hanya iseng-iseng saja menggoda Nindya, gadis model itu. Namun rupanya Nindya juga senang digoda. Di kamar kerjanya, setelah menutup rapat pintunya, Benny menggoda Nindya sambil berkata, “Payudara kamu bagus ya, boleh lihat nggak?”

Nindya ternyata tak keberatan. Dia melepaskan blouse dan behanya, dan terpampanglah di hadapan Benny, sepasang buah dada yang ranum dan indah. Benny kemudian nekad memegang dan mulai meremas-remasnya, dan Nindya diam saja, hanya sedikit tersenyum. Maka Benny melancarkan taktik lainnya, dia membisikkan di kuping Nindya, “Aku mau lihat vagina kamu yang pasti indah dengan bulu-bulu kemaluannya. Boleh kan?”

Nindya tersenyum lagi, dan tanpa ragu-ragu mengangkat roknya dan segera melepaskan celana dalamnya. Lalu Nindya duduk di sofa ruang kerja Benny dan mengangkang kedua kakinya lebar-lebar. Benny benar-benar terangsang melihat lubang kemaluan Nindya yang kemerahan. Tanpa sadar Benny melepaskan celana panjang dan celana dalamnya. Batang kemaluannya yang telah membesar tegang, segera disambut oleh mulut Nindya yang mengisapnya penuh kenikmatan. Akhirnya yang terjadi adalah persenggamaan luar biasa.

Aku mendengar cerita Benny langsung terangsang dan di depan Benny serta Hermanto, aku melepaskan rok dan celana dalamku, sambil memperlihatkan lubang kemaluanku kepada keduanya,”Kalau punyaku asyik juga kan?”

Kami segera terlibat dalam permainan seks yang luar biasa. Sisa-sisa air mani Benny dan Hermanto tertumpah di mana-mana, termasuk di sofa dan meja apartemenku. Itulah yang kemudian dijadikan bukti oleh adikku Yanti untuk mengetahui bahwa ternyata aku senang bermain seks.

Aku sudah takut, tapi Yanti menjawab enteng, “Ndak apa kok, Mbak. Aku juga senang ngewe sama pacarku, nanti kalau Mbak Susi ngewe, aku diajak juga ya.”

Jadilah sejak saat itu, aku dan Yanti saling membagi pengalaman seks kami.

E N D
Zona Bispak Terbaru

Cerita Hot – Di Kamar Tante Ninik



“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.

“Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.

Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Ninik, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Ninik mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi. Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Ninik. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Ninik belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.

“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.

“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.

“OK Tante” jawabku singkat.

“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.

“Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.

Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Ninik.

Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Ninik masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Ninik tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Ninik sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Ninik berhubungan badan denganku.

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Ninik mengagetkan aku.

“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Ninik sambil masuk kamar.

Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Ninik berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Ninik sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.

“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.

“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.

“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.

“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.

“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.

“Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.

“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.

“Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Ninik merengek perlahan.

“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Ninik. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.

“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Ninik ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.

“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.

“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.

“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Ninik sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Ninik. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.

“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.

“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.

“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.

“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Ninik, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.

“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.

“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

“Ahh..” kami berdua melenguh.

Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Ninik semakin menambah rangsangan.

Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Ninik, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.

“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

“Arghh.. tante aku nyampai”.

“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Fir, kamu hebat.” puji tante Ninik.

“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.

“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.

“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.

“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

*****

Itulah pengalamanku dengan tante Ninik. Ternyata enak juga bermain dengan wanita yang berumur 40-an. Semenjak itu aku sering dapat telepon ajakan untuk berkencan dengan tante-tante. Rupanya tante Ninik menceritakan hal kehebatanku kepada teman-temannya.

TAMAT






Zona Bispak Terbaru

Cerita Dewasa - Perselingkuhan Istriku Saat Pulang Mudik


Cerita Dewasa - Perselingkuhan Istriku Saat Pulang Mudik - Cerita Dewasa Perselingkuhan Istriku Saat Pulang Mudik - Sejak berkeluarga dan tinggal di Bogor aku selalu sempatkan pulang mudik menengok orang tua dan mertuaku di Yogyakarta setiap hari raya Idul Fitri. Biasanya kami mudik seminggu sebelum hari rayanya, agar kami bisa puas merayakan lebaran di sana. Aku mudik seringnya dengan mobil sendiri. Cerita Sex Dewasa ini terjadi berawal Saat anak-anakku masih kecil aku sendiri yang menyetir hingga sampai ke rumah orang tua kami. Saat anakku beranjak besar dan remaja, gantian merekalah yang bawa mobil.


Cerita Dewasa - Kalau pulang mudik aku paling senang lewat jalur selatan yang tidak begitu ramai dan jarang ada kemacetan. Hal yang paling kusukai adalah saat aku melewati desa Redjo Legi menjelang masuk ke kota Purworejo. Di situ tinggal pamanku, biasa kupanggil dengan Pak Lik. Dia adalah adik sepupu bapakku. Aku sangat akrab dengannya karena anak Pak Lik yang paling tua, pernah kuliah di kotaku dan tinggal di rumah orang tuaku. 

Kalau hari libur semesteran, aku sering diajaknya pulang ke Redjo Legi untuk mencari belut. Depan halaman rumahnya yang hingga kini merupakan sawah yang terbentang luas, menyediakan banyak belut untuk kami tangkap dan kami goreng. Nostalgia macam itulah yang membuatku selalu menyempatkan diri, mampir ke rumah Pak Lik setiap kali aku pulang mudik. 

Tidak ada yang begitu berubah di rumah Pak Lik sejak dulu. Rumahnya yang berdinding gedek kulit bambu itu terasa sangat nyaman. Bagusnya dinding gedek macam itu adalah fungsi sirkulasi udaranya yang sangat bagus, disebabkan gedeknya bercelah-celah, karena jalinan bambunya yang tidak mungkin bisa rapat benar. Kemudian di pagi hari, sinar matahari akan menembus celah-celah gedek itu, sehingga panasnya cukup untuk membangunkan kami, yang tentunya masih bermalas-malasan di amben. Suatu istilah setempat untuk balai-balai tempat tidur, yang terbuat dari bambu. Hanya saja rumah itu sekarang terasa lebih lega disebabkan renovasi yang dilakukan Pak Lik beserta istri. 

Pak Lik sendiri walaupun saat ini usianya sudah lebih dari 50 tahun, tepatnya 54 tahun, 10 tahun di atas umurku dan 18 tahun di atas umur istriku, sosoknya masih gagah dan sehat. Tubuhnya yang 180 senti itu tampak tegap, kekar dan berisi. Khas tubuh seorang petani dan guru bela diri. 

Empat tahun yang lalu Bu Lik meninggal dunia karena sakit sehingga kini Pak Lik menjadi duda. Untuk menopang kegiatannya sehari-hari, Pak Lik dibantu pelayan kecil dari kampungnya untuk mencuci pakaiannya dan masak ala kadarnya. Apabila sudah tidak ada lagi yang dikerjakannya, dia pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah Pak Lik. Kedua anaknya sendiri sudah bekerja di lain kota, dan mereka baru pulang kalau lebaran tiba. Sama seperti tradisi di keluargaku umumnya. Akhirnya Pak Lik menjadi terbiasa hidup sendirian. 

Sanak saudaranya yang lain termasuk aku, sering menyarankannya untuk kawin lagi. Agar ada perempuan yang membuatkannya kopi di pagi hari atau menjadi pasangannya saat bertandang ke acara keluarga. Namun sampai saat ini Pak Lik masih belum juga menemukan jodohnya yang sesuai. Walaupun pendidikannya cukup tinggi, waktu itu sudah menyandang titel BA atau sarjana muda, kegiatannya sehari-hari adalah bertani dan mengajari seni bela diri kepada anak-anak tetangganya. Dalam hal bertani, dia menggarap sendiri sawahnya yang cukup luas ini. 

Tahun ini aku dan istriku terpaksa pulang mudik berdua saja. Anak-anakku punya acara sendiri bersama teman-temannya yang susah aku pengaruhi untuk ikut menemani kami. Ya, sudah. Aku tidak suka memaksa mereka. Ketiganya sedang beranjak dewasa dan harus bisa belajar mengambil keputusan sendiri. 

Menjelang masuk kota Kroya jam menunjukkan pukul 2 siang saat aku merasa agak demam. Tubuhku melemah dan kepalaku mulai terasa pusing. Sambil berpesan agar menyupirnya tidak usah buru-buru, istriku memberi obat berupa puyer anti masuk angin yang selalu dia bawa saat bepergian jauh. Sesudah aku meminumnya, rasa tubuhku agak lumayan dan pusingku sedikit berkurang. Tetapi tetap saja tidak senyaman kalau tubuh sedang benar-benar sehat. Menjelang masuk gerbang desa Redjo Legi menuju rumahnya Pak Lik, aku merasakan sakitku tak tertahankan lagi. Kupaksakan terus jalan pelan-pelan hingga tepat jam 5 sore, mobilku memasuki halaman rumah Pak Lik yang seperti biasanya, menyambut kami dengan sepenuh kehangatan.

Ketika dia tahu aku sakit, dia panggil embok-embok di kampungnya yang biasa mijit dan kerokan. Suatu kebiasaan orang Jawa kalau sakit, tubuhnya dikerok dengan mata uang logam untuk mengeluarkan anginnya. Ketika sakitku tidak juga berkurang, dengan ditemani istriku, Pak Lik mengantarkanku pergi ke dokter yang tidak jauh dari rumahnya. Dalam perjalanan ke sana, tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya. Tak urung tubuh kami bertiga pun menjadi basah. Untungnya jarak kami dengan klinik dokter itu sudah dekat, sehingga kami bisa cepat berteduh di sana. Tanpa khawatir pakaian kami menjadi basah kuyup karenanya. 

Dari dokter itu, aku diberi obat dan disuruh banyak istirahat. Selesai berobat, ternyata hujan masih tetap deras di luar sana. Agak lama menunggu, Pak Lik menjadi tak sabar. Dia berinisiatif untuk pulang duluan, bermaksud menjemput kami dengan mobilku. Aku dan istriku kompak keberatan dengan rencananya itu. Meskipun klinik sang dokter tidak begitu jauh dari rumah Pak Lik, sekitar 5 kiloan, kami merasa sangat tidak enak hati. Kami merasa telah banyak merepotkannya sejak kedatangan kami tadi. Pak Lik yang baik hati itu tetap bersikeras, hingga akhirnya kami mengalah.

Aku memperhatikan kepergiannya dengan perasaan khawatir bercampur kagum. Perasaan khawatir muncul karena aku tidak ingin paman kesayanganku itu jatuh sakit karena hujan-hujanan. Sedangkan kekagumanku timbul melihat sosoknya saat ini. Kemeja kausnya yang basah kuyup oleh air hujan, membuat tubuhnya yang atletis itu tercetak jelas. Ketika pandanganku menoleh ke samping, aku bisa melihat pancaran kekaguman yang sama tersiar dari wajah istriku. Dik Narti segera mengubah arah pandangannya begitu tahu aku memperhatikannya. 

Dalam perjalanan pulang, tak sengaja aku melirik ke arah istriku. Kuperhatikan wanita itu tak lepas-lepasnya mengagumi Pak Lik secara diam-diam. Apalagi saat menjemput kami, Pak Lik hanya mengenakan kaus singlet tipis dan celana jeans biru ketat. Seakan-akan dia ingin memamerkan ketiaknya yang berbulu lebat, dan tubuhnya yang terpahat sempurna. Seketika itu juga aku merasa cemburu dan tidak nyaman dengan tingkah istriku itu....

Sepulangnya dari dokter, lagi-lagi Pak Lik membuatku takjub atas kebaikan hatinya. Dibantu istriku, Pak Lik merepotkan dirinya dengan menyediakan makan malam untuk kami bertiga. Waktu makan malam itu kami pakai untuk mengobrol dan bersenda gurau penuh keakraban, melepas kerinduan. Ketika kami menanyakan di mana anak-anaknya, dengan senyuman ramahnya yang khas, Pak Lik menjawab bahwa keduanya masih memiliki kesibukan di kotanya masing-masing. Kesibukan itulah yang membuat mereka tidak bisa pulang mudik tahun ini. Seusai makan malam, istriku menyuruhku meminum obat. Tak lama aku langsung diserang kantuk yang luar biasa. Rupanya dokter telah memberikan obat tidur padaku bersamaan dengan obat demamnya. Akupun langsung tertidur pulas.

Sekitar pukul 10 atau 11 malam, aku tidak begitu pasti, aku dibangunkan oleh suara berisik amben bambu, disertai suara desahan dan lenguhan halus dari kamar sebelah. Kantukku masih sangat terasa. Aku meraba-raba istriku tetapi tak kutemukan dia berbaring di sampingku. Aku menduga mungkin perempuan itu sedang buang hajat di kamar mandi belakang. Di rumah Pak Lik, kamar-kamarnya memang tidak dilengkapi lampu. Cahaya dalam kamar cukup didapat dari imbas lampu besar di ruang tamu. Ruangan yang berbatasan dengan ruang keluarga itu, membuat cahayanya dapat tembus ke ruangan-ruangan lain di dalam rumahnya. Suara amben yang terus mengganggu telingaku, ditambah suara desahan dan lenguhan yang semakin keras, memaksaku mengintip ke celah dinding di samping kananku. 

Apa yang kemudian kulihat di sana langsung memukul diriku. Akupun menjadi terpana dan limbung. Kepalaku yang pusing karena sakit langsung kambuh seketika. Aku kembali terkapar dengan jantungku yang berdegup cepat. Benarkah sepasang manusia yang sedang asyik bergumul setengah bugil itu Pak Lik dan Dik Narti? Benarkah istriku telah tega mengkhianatiku? Benarkah Pak Lik yang kebaikan hatinya selalu membuatku takjub kepadanya, orang yang selalu menghiburku jika sedang sedih, orang yang baru saja mengantarkanku ke dokter, sedang menggauli istriku saat ini? Perempuan yang seharusnya dianggap sama dengan keponakannya juga? 

Apakah kekuranganku Dik Narti? Karena kesibukan kerja yang selalu merampas waktuku, membuatmu merasa berhak untuk menerima kenikmatan seksual dari orang lain? Termasuk dari pamanku sendiri? Apakah memang karena itu, sebagaimana yang sering kamu keluhkan padaku? Ataukah Pak Lik yang sudah 4 tahun menduda yang memulainya terlebih dahulu? Dia merayumu dan kamupun tak mampu menolaknya? Lelaki tua yang macho seperti diakah lelaki idamanmu? 

Ah, sejuta pertanyaan yang aku tidak mampu menjawabnya karena semakin menambah pusing kepalaku. Sementara suara berisik dari amben itu menjadi semakin tak terkendali. Rintihan halus Dik Narti dan desahan berat Pak Lik juga terdengar semakin jelas di telingaku. Aku tak mampu bangun karena obat yang kuminum tadi dapat membuatku limbung kalau tidak ada yang menolongku. Aku hanya mampu mengintip dari celah dinding itu, tak mampu lebih jauh mencegah tindakan tak senonoh dari pasangan laknat tersebut. 

Di sana kulihat Pak Lik sedang asyik mengayun-ayunkan kontolnya, yang ukurannya membuatku takjub, ke lubang memek istriku. Dia melakukannya sambil menciumi bibir Dik Narti sepenuh nafsu. Sialan! Kenapa bisa-bisanya saat ini aku merasa takjub pada kontol pamanku sendiri? Kepada lelaki tua yang jelas-jelas telah mengkhianati diriku dengan menggauli istriku? Tetapi memang kuakui, kontol pamanku itu pasti akan membuat lelaki mana saja yang melihatnya, iri.... 

Selain gede, panjang dan kelihatan keras, kontol itu dihiasi dengan urat-uratnya yang bersembulan di sekujur batangnya. Kepalanya yang bagaikan topi helm para tentara dan bentuk batangnya yang melengkung ke atas, membuat kontol cokelat muda itu terlihat sempurna di mataku. 

Sementara itu sambil tetap berpelukan, tangan Dik Narti terus memeluk kepala Pak Lik. Perempuan binal itu tampaknya berusaha memastikan agar bibir-bibir mereka tetap saling berpagutan. Saling melumat dan menghisap. Suara kecupan saat bibir yang satu terlepas dari bibir yang lain terdengar terus beruntun. Di bawah sana, ayunan kontol Pak Lik yang semakin dalam menghujam memek istriku, membuat ambennya terdengar semakin berisik.

“Pak Lik, Pak Lik, enaakk Pak Lik.. teruss Pak Lik.. oocchh.. hhmm.. Pak Lik..” 

Duh, rintihan Dik Narti yang begitu menikmati derita birahinya, membuat kepalaku seakan terpukul-pukul palu. Darah yang naik ke kepalaku, membuat pusingku semakin menghebat. Sementara di kamar sana, desahan Pak Lik sendiri tidak kalah hebatnya. Sebagai lelaki sehat yang telah menduda selama 4 tahun, tentu kandungan libidonya sangat menumpuk. Bukan tidak mungkin dialah pelakunya. Dia merayu istriku karena dia tahu aku tidak akan mudah terbangun karena obat demam yang kutelan ini. 

”Ssshhh... oohhh... oohh... enakkee, memekmu Dikkhh...” ujar Pak Lik.
”Aahh... sshhh... yaahh... terusshh... Pak... lagihhh... ooohh.. oohhh… lebihh… keraasshhh….” balas istriku.

Kulihat buah dada istriku yang besar dan ranum, dengan pentilnya yang tegak mengacung, sudah terbongkar dari balik kausnya. Itu pasti ulah nakal Pak Lik sebelumnya. Dia membetotnya keluar untuk dilumati, dihisap, dan diremas-remas. Kedua pentil susu istriku itu pastilah sudah basah kuyup oleh lumuran ludah pamanku. Ketiak-ketiak istriku tampak sangat sensual saat dia memegang erat kepala Pak Lik dan meremasi rambutnya. Ketiak-ketiak itu pastilah sudah merasakan jilatan lidah pamanku, yang sejak tadi aktif bergentayangan menebar nikmat. Kembali aku ambruk ke ambenku.

Rasa pusing di kepalaku sangat menyakitkan. Tanganku berusaha memijit-mijit kepalaku sendiri untuk mengurangi rasa sakitnya. Tetapi setiap kali aku mendengar suara erotis dari pasangan mesum itu, akupun tergoda untuk kembali mengintip lubang dinding di sampingku. 

Kulihat kontol Pak Lik terasa semakin sesak saja menembus memek Dik Narti. Dia tarik keluar pelan dengan dibarengi desahan beratnya dan rintihan nikmat Dik Narti, kemudian mendorongnya masuk kembali dengan desahan yang berulang. Dia lakukan itu berulang-ulang, desahan nikmat dari keduanya juga terdengar berulang. Kemudian kulihat tusukan kontol Pak Lik semakin dipercepat. Mungkin kegatalan birahi mereka terasa semakin menjadi-jadi. 

Cerita Dewasa - Tak lama kulihat Pak Lik tidak lagi melumati bibir Dik Narti. Dia turun dari amben dan menarik pelan pinggul istriku ke pinggiran ambennya. Lalu dia mengangkat salah satu tungkai kaki istriku sehingga menyentuh bahunya yang bidang. Dengan cara itu rupanya Pak Lik ingin bisa lebih dalam menusukkan kontolnya ke memek Dik Narti. Akibatnya kenikmatan yang tak berperi melanda istriku. Dia meremas-remas sendiri susu-susunya. Kepalanya yang rambutnya telah acak-acakan, terus bergoyang ke kanan dan ke kiri, menahan siksa nikmat yang tak terhingga. 

Melihat itu hatiku menjadi semakin panas. Mereka benar-benar biadab. Mereka sudah tidak lagi memperhitungkan aku, suami sahnya dan keponakannya yang kini berada di kamar sebelah, tengah tergeletak karena sakit yang membuatku merasa hampir mati.... 

Tiba-tiba selintas pikiran hinggap di kepalaku. Oh begitu rupanya….. 

Aku jadi paham sekarang penyebab peristiwa terkutuk ini. Sebelum kami makan malam bersama tadi, kami sempat bersalin pakaian terlebih dahulu. Berbeda denganku yang langsung menggantikan pakaianku yang basah dengan pakaian cadangan, istriku menyempatkan diri untuk mandi sejenak. Nah di rumah Pak Lik, letak kamar mandi dekat dengan dapur, hanya dibatasi satu ruangan kosong multi fungsi. Saat istriku pergi mandi, Pak Lik memang sedang berada di dapur untuk menyiapkan makan malam. Aku pikir mungkin inilah awal dari peristiwa itu. Istriku yang memang suka dengan Pak Lik, sengaja mandi tanpa mengunci pintunya rapat-rapat. Tentu saja bagi lelaki yang lama menduda seperti Pak Lik, pancingan Dik Narti itu bagaikan rejeki nomplok. Pamanku mungkin memakai kesempatan itu untuk mengintip istriku mandi secara leluasa. 

Ketika aku kembali mengintip, tahu-tahu keduanya sudah berganti posisi. Kali ini pamanku sudah berbaring di atas amben kembali, sementara istriku berada di atas tubuhnya, asyik menungganginya. Pak Lik tampak asyik meremasi pantat Dik Narti, sementara istriku asyik bergerak naik-turun sambil meremasi payudaranya sendiri. 

Tak lama gerakan mereka mulai berubah lagi. Keduanya bergerak semakin liar. Masih dengan istriku menunggangi tubuhnya, pamanku bangkit dan langsung membenamkan wajahnya di gunung kembar istriku. Di sana dia sibuk menyusui payudara istriku bergantian, yang kanan dan yang kiri. Mendapat serangan yang menggila itu, istriku tampak semakin histeris. Desahan birahinya terdengar semakin keras, membuat siapapun yang mendengarnya, menjadi sangat terangsang. Sementara di bawah sana, kontol pamanku tampak semakin mengkilat saja. Berhiaskan lendir birahi istriku, kontol itu keluar-masuk memek Dik Narti dengan cepatnya, membuat suara ambennya semakin keras terdengar.

Keduanya pun sudah bugil kini. Tiada lagi kaus putih yang membungkus tubuh pamanku, menyajikan pemandangan yang mengagumkan dari tubuh kekar berotot lelaki berusia setengah abad, yang mengkilat oleh keringatnya. Begitu juga kaus tank-top hijau dan celana dalam Dik Narti yang tadi masih tersampir di salah satu kakinya, sudah hilang entah ke mana. Membuat lekak-lekuk di tubuh sintalnya terlihat semakin jelas. Sekarang keduanya tampak sangat seksi dan... sangat serasi! Sesuatu yang aku benci sekali mengakuinya!!! 

Pompaan kontol pamanku di memek istriku, suara beradunya paha dengan paha, desahan berat Pak Lik dan rintihan nikmat tak berkeputusan Dik Narti, membuat simfoni erotis yang terdengar sangat indah di malam yang dingin dan sunyi ini. Kalau tadi pompaan kontol Pak Lik tampak cepat, sekarang kulihat gerakan mengayunnya semakin diperlambat. Rupanya pamanku sedang mempraktekkan teknik bercintanya yang baru. Sekitar tiga atau empat kali pompaan biasa, dia membuat satu hentakan keras dan bertenaga. Tampaknya dia berusaha membuat kontolnya lebih dalam lagi menembus memek istriku. Begitu dia lakukan berkali-kali. Tentu saja istriku semakin histeris dibuatnya.

Istriku seakan tidak mau kalah dengan Pak Lik. Sambil memeluk leher pamanku yang kokoh, dia putar-putar pinggulnya secara liar, memainkan kontol lelaki tua yang sejak tadi aktif memompa memeknya. Desahan berat pamanku terdengar semakin keras dan tak berkeputusan merasakan nakalnya pantat dan pinggul Dik Narti saat memainkan ”tongkat saktinya“. Jeleknya Dik Narti, teknik seperti itu tak pernah dia praktekkan kepadaku saat kami bercinta. Benar-benar setan wanita itu!!!

Kusaksikan saat ini, mereka sudah sangat lupa diri. Kenikmatan nafsu birahi telah menghempaskan mereka ke sifat-sifat hewaniah yang tak mengenal lagi rasa malu, sungkan, iba, hormat dan harga diri. Mereka sudah hangus terbakar oleh nafsu birahi yang menggelora. Menjadi budak nafsu setan yang bergentayangan di dalam diri mereka sendiri. Aku terbatuk-batuk dan mual. Pusing kepalaku langsung menghebat. Sementara racauan penuh nikmat yang dari mulut keduanya, terdengar tak berkeputusan dan semakin keras. 

Dengan suara yang sengaja kukeraskan aku mengeluarkan dahakku ke ember yang telah disediakan, disusul dengan muntah-muntah benaran. Aku berharap dengan tindakanku itu segalanya pasti berhenti. Mereka akan bergegas menolong diriku. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Suara amben itu justru terdengar semakin berisik. Sehingga kini ada dua sumber berisik di dalam rumah ini. Suara manusia yang sedang tergeletak kepayahan di kamar ini dan suara erotis manusia, berkejar-kejaran dalam nafsu setan di kamar itu.

Aku tahu mereka dalam keadaan tanggung. Puncak nikmat sudah dekat dan nafsu birahi untuk memuntahkan segalanya sudah di ubun-ubun. Mereka pasti berpikir, biarkan saja aku menunggu di sini. Membiarkan aku sendiri dengan gelisah, pusing, campur sakit hati akibat dikhianati. Edannya, tak lama aku justru terpengaruh oleh mereka. 

Kontolku yang ukuran panjang dan diameternya hanya setengah dari kontol Pak Lik telah terbangun dari tidurnya. Walaupun pusing di kepalaku masih tetap menghebat, kontolku berdiri dengan tegangnya, terangsang oleh desahan erotis yang sangat memukau dari kamar sebelah. Aku berusaha mati-matian untuk meredam kontolku yang terus menegang gara-gara suara erotis itu, sebelum akhirnya aku kembali tergoda untuk mengintip kembali. Aku ingin tahu sejauh mana pamanku itu bisa memuaskan Dik Narti, perempuan yang kuat sekali syahwat hewaniahnya. 

Saat kembali aku mengintip, keduanya sedang berancang-ancang untuk berubah posisi lagi. Rupanya gairah seksual yang menggebu-gebu membuat stamina mereka seakan tiada batasnya. Masih dengan pamanku berbaring di atas amben, istriku segera memutar tubuhnya. Kepalanya mengarah ke selangkangan Pak Lik, sedangkan selangkangannya dia arahkan ke kepala pamanku. Oooo... rupanya mereka ingin saling menjilati kemaluan lawan mainnya, posisi 69...

Kembali desahan berat dan rintihan nikmat terdengar saling bersahutan. Wajah Dik Narti tampak timbul tenggelam di antara selangkangan pamanku, begitu pula sebaliknya. Dalam posisi ini mereka terlihat saling berlomba memberikan kepuasan dalam menikmati kemaluan pasangannya. Hisapan, jilatan dan kocokan tangan istriku di kontol pamanku beradu cepat dengan jilatan, hisapan, dan tusukan jari-jari kekar Pak Lik di memek Dik Narti.... 

Posisi cabul yang baru itu sontak membuat hatiku tambah panas saja. Dik Narti selalu menolak perintahku untuk mengulum kontolku dengan berbagai alasan. Sebaliknya terhadap pamanku, dia melakukannya dengan senang hati. Lihatlah itu... betapa intensnya dia menjalari batangan kaku dan kekar milik pamanku dengan lidahnya... Betapa semangatnya dia menyedot-nyedot ’helm tentara‘nya... Betapa tekunnya dia menghisap-hisap ’kantung menyan’ Pak Lik... Betapa wajahnya sangat menikmati kegiatan cabulnya itu...

Sebaliknya Pak Lik seakan tidak mau kalah. Dia tak hanya menjilat, menghisap dan menusukkan jari-jarinya ke lubang memek istriku saja. Pak Lik juga turut menjilati lubang anus istriku sambil sesekali jari-jarinya yang kasar menusuk lubangnya. Membuat erangan nikmat keduanya, terdengar semakin keras bersahut-sahutan. Sekali lagi aku hanya bisa merutuk dan merutuk melihat kenyataan itu. Sungguh bangsat pasangan laknat itu!!!

Adegan seru itu tidak berlangsung lama. Begitu dirasanya puas, mereka berganti posisi lagi. Masih di atas amben, keduanya segera memposisikan diri. Tak lama mereka sudah kembali bergoyang-goyang. Mereka bercinta dalam gaya anjing di kamar itu. Hanya saja bukan lubang memek istriku lagi yang menjadi sasaran keganasan kontol Pak Lik, melainkan lubang anus Dik Narti... 

Kulihat Dik Narti tampak termehek-mehek. Merasakan betapa nikmatnya lubang anusnya, dijejali kontol sebesar itu. Memang ada sedikit bayangan rasa pedih di wajah cantiknya, tetapi perempuan binal itu justru menyemangati Pak Lik agar lebih liar lagi dalam memompa anusnya...

”Aaahhhsss... aahhhsss.... aaahhhsss... Teeerrruussshhh... Paakkk... Eennnaaakkkhhhh...“
’’Hhhoohhhh... hhhooohhhh... Diiikkksss.... Diikkksss... apaanyaahhh... yaanngghh... hhhooohhh... ooohhh... Ennaaakkkhhh...?“ pancing pamanku.
“Ittuuhhh... ooohhh.... aaahhhsss... kooonnntttooolll... Paakkkhhh... Liiikkkhhhsss... Eennnaaakkhhh...“ sahut Dik Narti.
“Mmaassaaahhh sssiiihhh caannnttiikkkhhh... Ennnaaakkkhhh... aahhh... betuuulllsss... ennnaaakkkhhh... kontoolllsshhhkkuuu... iiinnniiihhhh?“ ujar Pak Lik dengan terus menyodok anus istriku tanpa ampun.
“Aaahhhsss... ooohhh... aaahhhsss... bbbeeennnaaarrrkkkhhh... aaakkkhhh... aaahhh...
Eennnaaakkkhhh.... sssuumpppaaahhh...“ balas istriku dengan matanya yang merem melek keenakan.

Kuakui lubang anusnya masih perawan, karena Dik Narti selalu menolak kalau anusnya dientot olehku. Bangsat!!! Hanya itulah ungkapan yang pantas mewakili kekesalan hatiku saat ini kepada Dik Narti.... 

Gerak dan ayun pasangan laknat itupun sampai di puncaknya dalam posisi ini. Begitupun ekspresi di wajah mereka. Ketampanan wajah Pak Lik dan kecantikan wajah Dik Narti menjadi jelas terlihat. Desahan berat pamanku bersahut-sahutan dengan erangan histeris istriku, merasakan nikmatnya anal seks itu. Rambut Dik Narti yang indah dijadikan tali kekang oleh tangan kanan Pak Lik. Sementara tangan kirinya, memegangi pinggul istriku sambil aktif mengocok lubang memeknya dengan jari-jemarinya. Sedangkan kedua tangan istriku mencengkram pinggiran amben itu dengan erat. 

”Pppaakkk… Liiikkkhhh… ooohhh… terusshhh… Paakkk… eennnaaakkk… Paaakkkk…”
”Ooohhh… Dddiiikkk… Ooohhh… ooohhhh… aaannnuuusss… mmmuuhhh… eeennnaaakkk… banggeeetttt… ”
”Ooohhh… terussshhh… aaahhh… terussshhh… Paaakkk… Leebiiihhh… Keraassshhh… Aaahhhh… Aaahhh… Laaggiiihhhh…. ”

Ketika ejakulasi mereka akhirnya hadir, suara-suara di rumah ini benar-benar gaduh. Aku yang muntah-muntah tanpa henti dengan suaraku seperti seekor babi yang sedang disembelih bercampur dengan suara histeris Pak Lik bersama Dik Narti, meraih orgasme mereka secara beruntun, diakhiri ejakulasi yang datang hampir bersamaan. Untuk sesaat suara amben masih terdengar berisik untuk kemudian reda dan sunyi, berganti dengan suara-suara kecupan bibir, suara pujian saling memuja, dan suara nafas yang tersengal-sengal. Sementara di sebelah sini aku masih mengeluarkan suara dari batukku disertai dengan rasa mau muntah yang keluar dari tenggorokanku. 

Tak lama istriku muncul di pintu. Dipegangnya kepalaku. 
’Ah, kok semakin panas mas, obatnya diminum lagi ya?’ katanya. 

Kemudian dengan kuat tangannya meringkus kepalaku dan memaksakan obat cair itu masuk ke mulutku. Aku terlampau lemah untuk menolaknya. Saat jari-jarinya memencet hidungku, aku yang mengalami kesulitan nafas, terpaksa menelan habis seluruh obat yang disuapkannya ke dalam rongga mulutku. Kemudian disuruhnya aku minum air hangat. Sebelum air itu habis kuteguk aku sudah kembali jatuh tertidur pulas. Praktis aku tidak punya alibi sedikitpun atas apa yang selanjutnya terjadi di rumah ini hingga 6 jam kemudian saat aku terbangun.

Jam 9 pagi esoknya aku terbangun lemah. Pertama-tama yang kulihat adalah dinding di mana aku mengintai selingkuh istriku dengan Pak Lik. Aku marah pada dinding itu. Kenapa begitu banyak lubangnya sehingga aku bisa mengintip. Aku juga marah pada diriku sendiri, kenapa aku yang sakit ini masih-masihnya tergoda untuk mengintip ke dinding itu. Menyaksikan istriku yang sedang asyik menanggung nikmat, digojlok secara brutal oleh pamanku. Tapi saat aku ingin teriak karena teringat peristiwa semalam, Dik Narti muncul di pintu kamar. Pandangan matanya terasa sangat lembut dan perhatian. Dia mendekat dan duduk di ambenku. Dia ganti kompres di kepalaku dengan elusan tangannya yang lembut sambil berkata,

“Mas Roso (begitu dia memanggilku) semalaman mengigau terus. Panas tubuhnya tinggi. Aku jadi takut dan khawatir. Pak Lik bilang supaya aku ambil air dan kain untuk mengompres kepala Mas Roso” 

Mendengar mulutnya menyebut ‘Pak Lik’ yang aku ingat betul sama persis nada dan pengucapannya saat dia asyik bergelut dengan pamanku semalam, seketika itu darahku mendidih. Tanganku seketika mencekal blusnya. Aku ingin sekali menampar wajahnya yang cantik itu. Tetapi senyum teduhnya kembali hadir di bibirnya.

“Hah, apa lagi mas, apa lagi yang dirasakan, sayang?” ucapnya lembut tanpa prasangka apapun atas perlakuan kasarku barusan, menatapku dengan air mukanya yang anehnya tampak tetap suci bersih. 

Langsung didih darahku surut. Aku tak mampu melawan kelembutan sikap dan senyumnya yang menawan itu. Kutanyakan padanya di mana Pak Lik sekarang, dengan bola mata berbinar Dik Narti menjawab pamanku sedang berada di sawahnya. Hari ini giliran dia untuk membuka pematang agar air sungai mengalir ke sawahnya. Dia juga bilang agar aku banyak istirahat saja dulu. Dia sudah menelepon orang tua di Yogya dari HPku, mengabarkan bahwa aku sakit dan akan istirahat dulu di Redjo Legi selama 3 hari ke depan. Rupanya demamku sangat parah sehingga aku harus dirawat di Redjo Legi selama 3 hari penuh. Kemudian dia beranjak dan kembali dengan sepiring bubur sum-sum, aku disuapinya.

Aku jadi berpikir apa yang sesungguhnya terjadi tadi malam. Apakah panas tubuhku yang sangat hebat, telah membawaku ke alam mimpi? Sampai-sampai aku menggigau sepanjang malam sebagaimana kata istriku, ataukah perselingkuhan Pak Lik dengan istriku itu memang benar-benar sebuah kenyataan? Kembali kepalaku berputar-putar rasanya. Istriku kembali mencekokiku dengan obat yang dibawanya. Akupun kembali tertidur. 

Sebelum aku terlelap benar, istriku dengan penuh kasih memeluk kepalaku. Dia mengelus-elus kepalaku sambil mendekatkannya ke dadanya. Pada saat itu aku merasakan semburat aroma yang lembut menerjang ke hidungku. Aroma yang sangat kukenal, aroma ludah dan sperma lelaki yang telah mengering. Aroma itu menguar dari payudaranya dan bagian lain tubuhnya. Obat tidurku tak memberi kesempatan padaku untuk melek lebih lama. Aku kembali pulas tertidur. 

Selanjutnya selama 3 hari ke depan, setiap malam aku selalu benar-benar terlelap, sehingga tak lagi tahu apa yang sedang terjadi di antara mereka, Pak Lik dan Dik Narti, selama sisa hari-hari itu. Saat berpamitanpun, aku tidak melihat tanda-tanda mencurigakan itu dari wajah keduanya saat mereka sedang berpamitan. Keduanya berpisah secara sewajarnya. 

Sampai kini, 6 bulan sesudah peristiwa itu, aku tetap tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi. Apakah peristiwa mesum itu hanyalah khayalanku belaka atau memang benar-benar terjadi? Aku tidak mempunyai alibi apapun untuk mempertanyakan keinginan tahuku pada istriku. Juga tidak punya keberanian untuk itu. Aku sangat khawatir akan kehilangan dirinya. Yang mungkin bisa dan perlu aku lakukan adalah memilih jalur utara yang padat saat pulang mudik yang akan datang. Juga seterusnya. 

Cerita Dewasa - Namun yang pasti, jika dugaanku benar istriku dan Pak Lik berselingkuh, aku yakin keduanya tak akan berhenti sampai di situ saja. Perselingkuhan itu pasti akan terus berlangsung, entah sampai kapan.... 

Zona Bispak Terbaru

Cerita Mesum | Cerita Sex Nikmatnya Diperkosa


Cerita Mesum | Cerita Sex Nikmatnya Diperkosa | www.medialangka.blogspot.com

Cerita Mesum | Cerita Sex Nikmatnya Diperkosa - Sebut saja namaku Lilis. Sudah dua tahun lebih aku bekerja sebagai seorang pembantu di keluarga Pak Dimas, seorang kepala desa yang sangat dihormati oleh warga setempat. Dan selama itu pulalah aku merasakan pahit-manisnya menjadi seorang pembantu, termasuk manisnya di perkosa.Malam itu udara terasa panas, sampai-sampai aku susah sekali untuk tidur. Baru setelah aku ganti pakaian dengan daster tipis dan menyalakan kipas angin, barilah aku bisa tertidur. Dalam tidur aku sempat bermimpi, Pak Jali, yang merupakan sopir pribadi keluarga Pak Dimas, datang menemuiku. Lucunya, Pak Jali datang menemuiku dalam keadaan telanjang bulat. Meskipun usianya sudah paruh baya, dan berbadan agak pendek, namun beliau masih memiliki postur tubuh yang kekar dan berotot. Khas orang desa yang suka bekerja keras. Dan yang membuatku geli adalah “buah terong” yang menggantung indah di pangkal pahanya. Ih…, begitu menggemaskan.Perlahan-lahan beliau mendekatiku dan langsung meremas remas buah dadaku yang telah terbuka bebas. Entah kenapa belaian Pak Jali terasa begitu nyata, seperti bukan dalam mimpi. Bahkan ketika bibir tebalnya mulai melumat kupingku aku sempat tersentak dan perlahan-lahan terjaga dari tidurku.
Namun betapa terkejutnya aku saat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata apa yang aku rasakan tadi bukan sekedar mimpi. Dihadapanku ternyata benar-benar ada sosok Pak Jali yang memeluk tubuhku.”Pak Jali…! Apa yang Bapak lakukan…?” Aku mendorong tubuh Pak Jali kuat-kuat sehingga dia terjengkang ke belakang. Segera aku menutupi tubuhku yang ternyata juga nyaris telanjang dengan selimut.”Tenang, Lis! Sudah lama aku memendam nafsuku terhadapmu…!” Kembali Pak Jali mencoba merengkuh tubuhku. Namun kembali aku mendorong tubuhnya kuat-kuat ke belakang.”Pergi…!” bentakku.”Atau saya akan teriak!”Silahkan teriak! Percuma saja kamu teriak. Karena tidak akan ada orang yang mendengarmu. Apa kamu lupa, Pak Dimas dan keluarga tadi sore sudah berangkat ke Bandung untuk liburan! Jadi lebih baik kamu turuti saja keinginanku!”Pak Jali tersenyum sinis.Aku semakin ketakutan ketika Pak Jali kembali mendekatiku. Segera saja aku melompat dari ranjang dan mencoba berlari ke arah pintu dengan kondisi telanjang. Namun sial! Aku kalah cepat dengan Pak Jali. Dengan cepat, ia menyergapku dari belakang dan menghimpitkan tubuhku ke arah dinding. Kedua tangannya mencengkeram kuat lenganku ke atas tembok, sedangkan kedua kakinya mengunci kakiku sehingga aku sulit untuk bergerak. Aku mencoba untuk meronta sekuat tenaga. Namun percuma, tenaga Pak Jali memang jauh lebih kuat dibandingkan tenagaku yang hanya seorang wanita.

Semakin kuat aku meronta, semakin kuat cengkeraman Pak Jali di Tubuhku.”Tolong, Pak! Lepaskan saya!” aku menangis dan mengemis kepada Pak Jali. Namun percuma saja. Beliau tidak mendengarkan perkataanku. Bahkan dengan liar Pak Jali menghunjamiku dengan ciuaman mautnya. Lama kelamaan tanagaku terkuras habis. Tubuhku menjadi lemas. Aku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan menuruti aturan mainnya Pak Jali.Perlahan-lahan cengkeraman Pak Jali mulai mengendor. Perlakuannya yang semula kasar mulai melunak dan berubah menjadi lembut. Bahkan aku mulai masuk dalam permainannya ketika dengan lembut Pak Jali mulai menggesek-gesekkan batan kejantanannya ke atas pahaku. Seketika itu kakiku terasa lemas dan lunglai. Aku tak kuat lagi menopang berat badanku sendiri, sehingga aku mulai terkulai. Namun dengan sigap, Pak Jali segera menangkap tubuhku, mengangkatnya lalu membopongku ke atas ranjang.Sesaat terlintas di wajah Pak Jali sebuah senyum kemenangan. Kemudian dengan lembut ia mulai melumat bibirku. Entah kenapa aku tidak kuasa untuk menolaknya. Bahkan ada dorongan kuat dari dalam diriku untuk membalas lumatannya itu. “Nah…, begitu dong Lis! Kalau begini kan lebih enak!” kata Pak Jali senang.Aku tersenyum tersipu-sipu.”Bapak benar, mungkin lebih baik saya menuruti bapak dari pertama tadi. Lagipula, sudah lama juga saya tidak mendapatkan sentuhan laki-laki”Kembali Pak Jali tersenyum senang.”Trus, ngapain kamu tadi pake coba berontak, Lis?”"Tadi saya cuma kaget saja. Di balik penampilan bapak yang bersahaja, kok tega-teganya bapak mencoba memperkosa saya. Tapi…, ah sudahlah! Yang pentingkan sekarang saya sudah menjadi milik Bapak!”Kembali Pak Jali mulai mencumbuku. Ciumannya mulai merambat melalui leherku kemudian turun ke buah dadaku.

Kumis tebalnya yang kasar menyapu kulit dadaku sehingga menimbulkan sensasi tersendiri yang semakin membuatku serasa terbang ke angkasa.Ciuman dan jilatan Pak Jali terus bergerak turun. Sementara tangan kirinya meremas-remas buah dadaku, tangan kanannya tengah sibuk di pangkal pahaku membuat pilinan-pilinan yang kurasa nikmat.”Oh…, Pak Jali! Jangan siksa aku seperti ini!” rengekku.Pak Jali tidak memperdulikan ucapanku. Justru ia malah menyibakkan rumput-rumput liar yang menghalangi pintu goa darbaku.”Wah…, Lis! Indah sekali memiaw kamu. Warnanya merah muda dengan baunya yang semerbak. Oh…, sungguh mempesona. Bagaikan sekuntum mawar merah yang tengah merekah di pagi hari. Pasti kamu merawatnya dengan baik. Oh…, Lis! Aku suka sekali dengan memiaw yang seperti ini…!”Perlahan-lahan Pak Jali menjulurkan lidahnya dan menyapu permukaan klitorisku. Terasa kasar, memang. Tapi nikmat!”Ayolah, Pak…! Ouhh…, aku sudah tidak tahan lagi. Aku terus mengemis kepada Pak Jali. Namun dia terus mempermainkan emosiku. Akhirnya aku mencari inisiatif lain.Aku mencoba menggerayangi tubuh kekar Pak Jali sambil mencari-cari buah terong yang menggantung di pangkal pahanya.Dan tidak susah bagiku untuk menemukan buah terong sebesar itu. Dengan lembut dan manja, aku mulai mengocok batang kont*l Pak Jali di sertai dengan pijatan-pijatan yang membuat beliau merem melek.

Perlahan aku membimbing kont*lnya menuju ke memiawku yang sudah basah. Namun dengan nakal, Pak Jali hanya menempelkan dan menggesek-gesekkan ujung kepala kont*lnya di atas bibir vaginaku. Terasa geli, memeng. Tapi sensasi yang aku rasakan terasa begitu nikmat. Belum pernah aku merasakan yang seperti ini.”Oh…, Pak Jali! Ayolah….aku udah nggak tahan lagi…, cepet masukin dong!”Aku sudah tak bisa tahan diperlakukan seperti itu. Perlahan aku menaikkan pantatku ke atas untuk menyambut kejantanan Pak Jali yang sudah ngaceng. Kemudian aku menekan pantat Pak Jali ke bawah supaya kont*l itu bisa masuk dengan sempurna.”Aaarrrghhh…!” aku menjerit kecil ketika batang kont*l Pak Jali yang besar itu menembus liang vaginaku. Awalnya terasa seret dan perih, karena ukuran k*ntol Pak Jali memang besar dan panjang bila dibandingkan dengan milik suamiku. Namun setelah buah terong itu tertanam beberapa saat di dalam liang vaginaku, rasa perih itu perlahan berubah menjadi rasa nikmat.Perlahan-lahan Pak Jali mulai mengayunkan pantatnya naik dan turun.”Hooohh.., Pak! Ssstt…, enak Pak!” aku jadi ngomong tak karuan.”A…yo, Lis!Goyangkan ju…ga pan..tatmu! Ooohhh…!”Aku menuruti kata Pak Jali. Kucoba untuk mengikuti irama dan gerakan-gerakan nikmat yang dilakukan Pak Jali. Gesekan-gesekan halus antara batang kont*l Pak Jali dengan dinding vaginaku terasa begitu nikmat.”Ohhh…, Lis! Ya…begitu…! Te…rus…goyangkan pantatmu! Uuuhh…, oohh…, yes…!”Pak Jali tampak begitu menikmati permainan kami. Kulihat wajahnya menengadah dengan mata terpejam, seolah meresapi sedotan dari vaginaku. Sesekali dari bibirnya terdengar lenguhan dan desisan kenikmatan.Akupun juga menikmati sodokan-sodokan mantap batang k*ntol Pak Jali. Bahkan aku memeluk tubuh kekar Pak Jali dengan erat. Seolah tak ingin berhenti dari permainan itu. Keringat mengalir deras melalui pori-pori tubuh kami, sehingga dada bidang Pak Jali yang berbulu lembut tampak mengkilat karena basah oleh keringat.

Aku tidak menyangka, ternyata di usianya yang mencapai setengah abad itu, Pak Jali masih memiliki stamina yang prima. Sampai-sampai aku kewalahan menghadapi goyangan dan sodokan mautnya. Hingga akhirnya aku merasakan ada sesuatu yang berdenyut dari dalam rahimku.”Ooohh…, Pak! Saya…, mau ke..luar…!Ssshhhtt…, Arrhhhggg…!” Aku tidak kuat lagi menahan sesuatu yang mendesak keluar dari dalam rahimku. Namun Pak Jali masih terus mengayunkan kont*lnya keluar masuk dan menusuk-nusuk goa darbaku. Dan beberapa saat kemudian, aku juga merasakan batang k*ntol Pak Jali mulai berdenyut-denyut didalam vaginaku. Sampai akhirnya….”Aaaoouuhhh…, Lis! Nikmat bangeet!”Cairan putih kental menyembur deras dari ujung tongkol Pak Jali. Pak Jalipun kemudian menjatuhkan diri ke sisi tubuhku. Nafasnya tampak terengah-engah dan terlihat kecapean.”Oh…, Pak Jali! Bapak memang benar-benar hebat. Sudah lama saya tidak merasakan nikmat seperti ini. Terima kasih ya Pak!” Aku memeluk tubuh Kekar Pak Jali.Kusandarkan kepalaku di dada bidang Pak Jali sambil mengelus-elus bulu-bulu lembut yang berbaris rapi sampai ke pangkal pahanya. Dengan lembut pula Pak Jali membelai rambutku yang sedikit oleh keringat. Ah…, ternyata diperkosa itu tidak selamanya tidak enak. Kali ini justru aku mengharapkannya lagi…. 



Zona Bispak Terbaru

3 Posisi Kama Sutra Yang Bikin Hubungan Seks Makin Hot



Seks Dewasa 3 Posisi Kama Sutra Yang Bikin Hubungan Seks Makin Hot - Posisi seks Dewasa memang akan menentukan kenikmatan saat berhubungan seks Dewasa. Apalagi tidak semua pasangan cocok dengan salah satu posisi seks Dewasa. Berikut ini adalah beberapa posisi seks Dewasa Kama Sutra yang boleh Anda coba karena diyakini dapat membuat hasrat seks Dewasa Anda dan pasangan makin membara.

Baithe BaithePosisi seks yang ini mudah saja. Biarkan pasangan Anda duduk di kursi yang nyaman dan kuat dengan kaki agak dibuka. Lalu Anda duduk di pangkuannya sambil menatap pasangan Anda. Posisi ini tergolong posisi woman on top atau wanita di atas.

Posisi ini diyakini mampu membuat wanita merasakan kenikmatan dalam hubungan seks. Apalagi Anda bisa mengatur posisi agar lebih intim dan mencumbu pasangan Anda.

Ek KarwatDalam posisi ini, Anda dan pasangan berbaring dengan posisi berhadapan. Anda bercinta sambil berdekapan dan kaki Anda membungkus pinggang pasangan Anda. Dalam posisi ini, Anda akan merasakan hubungan intim yang lebih dekat dan hangat.

Posisi bercinta yang mengalungkan kaki seperti ini juga bisa Anda lakukan dalam keadaan duduk. Posisi manapun yang nyaman dengan Anda, diyakini posisi ini ini akan memberikan kesenangan yang tak terlupakan.

Jangha VibhorPosisi ini merupakan posisi di mana wanita bisa berada di atas atau woman on top. Sementara pasangan Anda akan berbaring sambil merenggangkan kedua kaki. Posisi bercinta yang berhadap-hadapan seperti ini menjanjikan hubungan seks yang dahsyat.

Beberapa posisi seks memberikan kesan yang tak terlupakan bagi pasangan. Ketiga posisi di atas merupakan posisi yang paling disukai dan direkomendasikan. Bila Anda berencana melakukannya malam ini, cobalah posisi ini, Ladies. Bila perlu, kombinasikan beberapa posisi di atas agar sensasi bercinta Anda lebih istimewa.



Zona Bispak Terbaru

Boss Genit Suruh Pelamar Wanita Buka Baju


e
Boss Genit Suruh Pelamar Wanita Buka Baju -  Bos pria yang satu ini memang kurang ajar. Bayangkan saja, dia menyuruh seorang wanita muda yang melamar pekerjaan di perusahaan taksinya di Penang, Malaysia, untuk membuka blusnya sebagai bagian dari tes.

Tujuannya, agar si bos mata keranjang itu bisa melihat ukuran dada wanita tersebut. Buntutnya, pria itu pun dibekuk. Demikian dilansir harian Malaysia The Star.

Saat wawancara, si bos berkata pada wanita 20 tahun itu bahwa dia sedang mencari pegawai yang mirip model. Karena itulah wanita pelamar kerja itu perlu melepaskan bajunya sebagai bagian dari interview yang dilakukan pada Jumat lalu.

Wanita itu bersedia memenuhi permintaan bos 40-an tahun itu dengan alasan dia merasa ditekan. Ketika dia meninggalkan kantor, si bos genit melontarkan ancaman terselubung agar dia tidak menceritakan tes itu pada siapa saja.

Untunglah wanita yang tidak disebutkan namanya itu tidak terpengaruh dengan ancaman tersebut. Kelakuan minus si bos pun terbongkar.
Zona Bispak Terbaru

Foto Bugil Andy Soraya di Internet


Foto Bugil Andy Soraya di Internet - Sebuah foto wanita yang mengenakan kemeja berwarna merah jambu yang dibiarkan terbuka dibagian depan sehingga memperlihatkan dadanya yang tidak ditutupi sehelai benangpun tengah beredar di internet. Mungkin hal ini bukanlah hal baru mengingat ada berjuta-juta gambar wanita yang tampil seronok memenuhi halaman-halaman web yang siap di akses dari penjuru dunia manapun. Namun akan berbeda apabila foto syur yang beredar ini memiliki wajah yang dikenal khalayak ramai, yaitu wajah seorang Andy Soraya yang selama ini dikenal sebagai pasangan hidup tanpa menikah Steve Imanuel yang sama-sama menggeluti dunia entertainment.

Seperti biasa, dalam kasus-kasus seperti ini, maka seorang Roy Suryo pastilah akan menjadi bintang sebagai pakar metadata yang selalu menjadi satu-satunya narasumber yang dipercaya dapat memberikan petunjuk, asli atau rekayasakah gambar mesum tersebut.

Namun terasa janggal ketika pakar metadata ini mengaku hanya meragukan keaslian foto ini seperti yang diungkapkannya kepada Okezone Senin kemarin, “Saya sudah lihat, tapi karena foto itu hanya satu, jadi saya belum bisa mengatakan itu benar atau tidak ya. Cuma sejauh ini saya masih meragukannya,”

Tentu saja aneh, seorang pakar seperti Roy Suryo tidak dapat memastikan keaslian foto ini, padahal dengan mata telanjang dan awam sebetulnya dapat dengan mudah menebak apakah ini foto asli atau hasil rekayasa digital.

Adanya perbedaan tone antara wajah dan tubuh pada foto, hasil crop yang kasar di bagian rambut serta perbedaan tekstur dan warna rambut atas dengan rambut yang menjuntai di dada model pada foto dengan pasti menunjukkan foto ini adalah hasil rekayasa semata. Dan ini semua dapat terlihat dengn mata telanjang. Lantas kenapa seorang Roy Suryo harus ragu-ragu menyatakan ketidak aslian foto ini?
Zona Bispak Terbaru

Cerita Dewasa " Istriku Tidak Perawan "

Istriku Tidak Perawan. Bento mencari-cari. Di balik bantal, di balik selimut dan di atas seprei tetapi hasilnya nihil! Tidak ada noda. Noda merah yang seharusnya ada itu, tidak terlihat di mana-mana. Bantalnya masih putih bersih pun selimut dan sepreinya. Padahal seharusnya ada noda. Mita yang tertidur di sampingnyasudah bersumpah akan ada noda. Tetapi tak ada noda sama sekali dan Bento mulai geram. Di mana noda itu? Ingin sekali Bento menguncang-guncang tubuh Mita, bertanya padanya di mana noda yang seharusnya ada di malam pertama mereka.


Ingin sekali Bento membangunkan Mita, perempuan yang telah dia nikahi tadi siang. Mita perempuan yang bersamanya telah bersumpah sampai mati untuk tetap bersama hingga ajal yang memisahkan. Sumpah suci yang seharusnya diucapkan oleh orang-orang yang masih suci. Dan tiba-tiba Bento tersadar perempuan itu tidak lagi suci, dia tidak lagi perawan. Dengan geram laki-laki itu mengambil koper di atas lemari kamar pengantin, memasukan semua baju-bajunya ke dalam koper dan segera pergi dari kamar pengantin mereka. Tidak lupa Bento menelpon pengacaranya, mengurus surat perceraian.

**

“Katakan apa alasan Anda menggugat cerai istri Anda? Kalian baru menikah satu hari!” Kata hakim di sidang perceraian. Bento didampingi pengacaranya, demikianpun Mita, Wajah perempuan itu tampak pucat.

“Perempuan itu tidak perawan!” Kata Bento kepada hakim, hakim berusia kurang lebih lima puluh tahun dengan kumis klimis di atas bibirnya itu tampak menghela napas.

“Apakah Anda yakin?” Tanyanya.

“Tentu saja saya yakin, tidak ada noda di malam pertama kami.” Bento bersikeras

“Apakah kaMita hal sepele itu Anda menggugat cerai istri Anda?”

“Itu bukan hal sepele, Pak Hakim. Istri saya mengatakan dia masih perawan sebelum kami menikah.” Kata Bento, Hakim merenung sebentar kemudian bertanya kepada Mita.

“Apa tanggapan Anda tentang gugatan cerai suami Anda?” Mita menarik napas panjang, dia menatap Bento sebentar, tatapan yang dibalas Bento dengan memalingkan wajah.

“Saya menerima semua yang suami saya inginkan. Saya bersalah, saya memang tidak perawan dan saya bersalah tidak menceritakanya sejak awal.” Mita kemudian terdiam, pun para pengacaranya, hakim dan Bento. Semua terdiam.

**

“Kudengar kau akan bercerai dengan istrimu? Ada apa?” Asni bertanya. Bento menatapnya tersenyum

“Dia tidak perawan!” Jawab Bento, Asni terkesiama.

“Hanya kaMita itu! Itu alasan paling bodoh yang pernah kudengar.”

“Hey, dia berkata padaku dia masih perawan tetapi kenyataannya tidak. “

“Lah, tetapi masa kaMita alasan sepele begitu kalian bercerai?”

“Ini bukan hal sepele, dia telah berbohong padaku. Bayangkan saja selama dia tak menjadi istriku dia tak bisa menjaga diri, Padahal sejak awal aku mengatakan padanya ingin istriku seorang perawan.”

“Itu namanya tidak adil, kau menuntut istrimu suci, sementara kau sendiri tidak suci.”

“Maksudmu?”

“Apakah kau masih perjaka?”

“Perawan dan perjakakan berbeda!”

“Sama saja, kalian sama-sama telah bernoda. Istrimu mungkin hanya dinodai seorang pria sementara kau. Ahh, kau memang egois.”

“Istriku tidak perawan dan itu sebuah kesalahan. Coba kalau dia bercerita sejak awal, mungkin aku bisa menerima.”

“Lah, kalau begitu apa kau pikir istrimu tidak akan jijik kepadamu yang suka tidur dengan pelacur. Kau lebih buruk dari istrimu.”

“Diamlah, aku tidak membayarmu untuk menceramahiku tentang mantan istriku.” Kata Bento akhirnya, kata-kata Asni benar-benar membuat Bento tersudut. Asni tersenyum mengejek, kemudian bangkit dari tempat tidur dan berlalu ke kamar mandi. Lima menit kemudian dia keluar dan telah berpakian lengkap.

“Hey, mau kemana kau? Kita belum selesai.”

“Maaf aku malas melayani orang munafik. Aku hanyalah pelacur tetapi aku punya hak menolak siapa yang tidur denganku. Dan mulai sekarang aku tidak ingin kau menjadi pelangganku lagi.” Kata Asni itu lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Bento yang geram. Keinginannya memiliki istri masih perawan semakin kuat.
Zona Bispak Terbaru

Foto Hot Cewek Cantik Toket Gede

Foto hot Gambar Foto Cewek Abg Cantik Toket Gede Masih ABG tapi toketnya sudah gede bangat, pengen gak gan?emang gila banget Foto Hot ini yang toket nya besar bangget gan

 Foto Hot Cewek Cantik Toket Gede | wwwmedialangka.blogspot.com


 Foto Hot Cewek Cantik Toket Gede | wwwmedialangka.blogspot.com


 Foto Hot Cewek Cantik Toket Gede | wwwmedialangka.blogspot.com


 Foto Hot Cewek Cantik Toket Gede | wwwmedialangka.blogspot.com
Foto Hot Abg Toket Gede abg mulus memek basah abg bispak toket gede abg smp bugil toket mantap abg sma bugil toket gede abg foto bugil pamer memek

Zona Bispak Terbaru

Pelaku Penembakan di Sekolah California Ternyata Seorang Siswa 16 Tahun

Ilustrasi California - Pelaku penembakan terbaru di sebuah sekolah di California, Amerika Serikat (AS) yang telah ditangkap ternyata merupakan salah satu siswa sekolah tersebut. Remaja berusia 16 tahun ini membawa senapan shotgun ke dalam kelas dan menembak seorang teman sekelasnya.

Dalam insiden yang terjadi di SMA Taft Union, California, pada Kamis (10/1) pagi waktu setempat, pelaku diketahui membawa sekitar 20 amunisi di dalam kantongnya. Pelaku yang juga salah satu siswa di sekolah tersebut, masuk ke dalam kelas dan langsung menembak seorang siswa.

Dia kemudian berusaha menembak seorang siswa lainnya, namun meleset. Polisi pun mencabut pernyataan sebelumnya bahwa korban luka dalam insiden penembakan ini ada 2 orang. Satu-satunya korban yang terkena luka tembak kini tengah dirawat di rumah sakit setempat dan dilaporkan dalam kondisi kritis.

Seperti dilansir cbsnews.com dan AFP, Jumat (11/1/2013), aksi penembakan tersebut berhasil dicegah oleh dua orang guru yang dengan berani mengajak ngobrol si pelaku. Hal ini, menurut sang guru, untuk mengalihkan perhatian pelaku.

"Mereka mengajaknya berbicara dan memintanya meletakkan shotgun tersebut. Namun pelaku memberitahu gurunya bahwa, 'Saya tidak ingin menembak kalian', dan kemudian dia menyebutkan nama orang yang ingin dia tembak," ujar Sheriff Kern County, Donny Youngblood.

Aksi kedua guru tersebut berhasil mengalihkan perhatian pelaku hingga akhirnya dia dibekuk polisi. Youngblood pun memuji keberanian kedua guru yang tidak disebutkan namanya tersebut.

"Tindakan heroik kedua orang ini tidak perlu dipertanyakan: mereka tetap berdiri di sana dan menghadapi pelaku yang membawa shotgun, yang sudah digunakan untuk menembak seorang siswa, hal itu cukup menunjukkan keberanian mereka dan hal-hal yang telah mereka cegah," ucapnya.

Mereka bisa saja dengan mudah keluar dari kelas dan meninggalkan murid-muridnya, tapi mereka tidak melakukannya. Mereka tahu bahwa tidak aman untuk membiarkan pelaku dengan shotgun di dalam kelas, dan mereka mengambil risiko itu. Kami sangat bangga atas tindakan mereka," imbuh Youngblood.

Pelaku yang tidak disebutkan namanya kini berada dalam penahanan polisi setempat. Belum diketahui motif pelaku dalam penembakan ini. Tidak diketahui juga dari mana remaja ini bisa mendapatkan shotgun yang digunakanya menembak teman sekelasnya.

Taft terletak sekitar 190 km dari Los Angeles. Pasca insiden ini, SMA Taft Union terpaksa ditutup sementara sembari polisi masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian.

Insiden penembakan ini terjadi hanya beberapa pekan setelah pembantaian brutal yang menewaskan 26 orang, termasuk 20 anak-anak di SD Sandy Hook, Newtown, Connecticut, AS. Kasus-kasus semacam ini memicu kembali perdebatan tentang pengendalian dan pembatasan kepemilikan senjata api di Amerika Serikat yang selama ini dilegalkan.

(nvc/rmd)

Zona Bispak Terbaru

Berkenalan dengan Nokia Lumia 920 dan 820 di Lumia Experience Day

Advertorial - detikNews

Jakarta - Akhirnya hadir di Indonesia, ponsel cerdas dan inovatif teranyar dari Nokia, Lumia 920 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia920) dan Lumia 820. Bagi yang penasaran mencoba; buktikan fitur-fitur unggulan Nokia Lumia 920 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia920) dan 820 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia820) di Lumia Experience Day pada tiga kota besar di bawah.

Untuk Jakarta, Lumia Experience Day hadir di Central Park – Atrium Laguna pada 12 – 13 Januari 2013. Sementara untuk Bandung, Lumia Experience Day hadir 19 – 20 Januari 2013 di Trans Studio Mall – area luar dan untuk Surabaya mulai 2 – 3 Februari 2013 di Grand City – Atrium Utama. Ada penawaran spesial dan berbagai acara menarik.

Selain Nokia Lumia 920 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia920), Anda juga bisa mencoba Nokia Lumia 820 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia820) dan Nokia Lumia 510 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia510) di Lumia Experience Day. Di sana, Anda bisa coba memotret atau merekam video di area kurang cahaya, mencoba aplikasi kamera menarik yang terintegrasi dalam fitur kamera seperti Smart Shoot (menghilangkan objek yang lewat), cinemagraph (membuat gerak objek di foto), merasakan layar sentuhnya yang luar biasa, mencoba Live Tiles dan berbagai aplikasi unggulan Lumia seperti Nokia City Lens, Nokia Maps, Nokia Drive serta People Hub. Selain itu terdapat juga aplikasi seperti WhatsApp, Line, Goal.com dan berbagai macam games Xbox live seperti PES 2012, Sonic, Angry Bird Star Wars, Where is My Water dan masih banyak lagi.

Anda juga bisa merasakan bagaimana cara kerja wireless charging Nokia Lumia yang tidak memerlukan penancap listrik. Selain itu, banyak booth menarik yang bisa Anda kunjungi seperti booth aksesoris resmi Nokia, booth audio speaker JBL, booth wireless charging dan wireless charger, serta booth penjualan dan aktivasi ponsel. Akan ada talk show dengan Nokia expert, kuis interaktif, live band dan masih banyak lagi.
Jangan lewatkan penawaran spesial terbatas untuk Nokia Lumia 920 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia920), 820 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia820) dan 510 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia510) selama Lumia Experience Day berlangsung.

Untuk pembelian secara tunai, debit atau dengan kartu kredit non BCA, Anda bisa mendapatkan:

Nokia Lumia 920 seharga Rp 6.499.000 + paket data internet + cicilan 12 bulan sebesar Rp 530.000/bulan (jika menggunakan kartu kredit non BCA)
Nokia Lumia 820 seharga Rp 4.999.000 + paket data internet + cicilan 12 bulan Rp 416.000/bulan (jika menggunakan kartu kredit non BCA)
Nokia Lumia 510 seharga Rp 1.799.000 + paket data internet + cicilan 12 bulan Rp 416.000/bulan (jika menggunakan kartu kredit non BCA) Sementara untuk pembelian menggunakan kartu kredit BCA, Anda mendapatkan keistimewaan untuk memiliki:

Nokia Lumia 920 seharga Rp 5.999.000 + paket data internet +cicilan 11 bulan sebesar Rp 500.000/bulan. Gratis 1 bulan cicilan & diskon Rp 500.000.
Nokia Lumia 820 seharga Rp 4.599.000 + paket data internet + cicilan 11 bulan Rp 383.333/bulan. Gratis 1 bulan cicilan & diskon Rp 400.000.
Nokia Lumia 510 seharga Rp 1.649.000 + paket data internet + cicilan 11 bulan Rp 137.416/bulan. Gratis 1 bulan cicilan & diskon Rp 150.000. Untuk penawaran data plan, tersedia bundling device Nokia Lumia 920 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia920) atau Nokia Lumia 820 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia820) bersama XL dengan biaya Rp 30,000 untuk mendapatkan 6 bulan akses internet s/d 1,2GB per bulan. Tersedia juga bundling device Nokia Lumia 510 (http://www.nokia.com/id-id/produk/ponsel/lumia510) dengan Indosat sebesar Rp 50,000 dengan manfaat 3 bulan akses internet hingga 500MB/bulan dan unlimited internet menggunakan super wifi Indosat di ribuan tempat.

Segera datang ke Lumia Experience Day yang hadir di kota Anda dan rasakan sendiri kecanggihan Lumia! Informasi lengkap seputar fitur Nokia Lumia 920 dan 820, silakan mengunjungi www.switchtolumia.com


(adv/adv)

Zona Bispak Terbaru